Simulasi ini melibatkan OSIS, anggota PMR, serta ketua-ketua kelas.
Sebelum pelaksanaan, para peserta sempat mengikuti pengarahan tambahan melalui Zoom dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat untuk memperkuat pemahaman tentang tata cara evakuasi.
"Kami berharap ke depan seluruh sekolah di Bukittinggi melakukan hal serupa. Karena gempa bisa terjadi kapan saja dan kita harus siap," tegas Ahmad Jais.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 4 Bukittinggi, Sefriadi, S.Pd., M.Si., mengungkapkan apresiasinya atas pelaksanaan simulasi ini di sekolahnya.
"Geografis sekolah kami cukup rawan, berada di pinggir segmen sianok. Kami sangat butuh pelatihan nyata seperti ini," ujar Sefriadi
Sefriadi berharap, melalui simulasi ini, para siswa bisa memiliki pengalaman langsung tentang apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana.
"Jumlah siswa SMA Negeri 4 hampir seribu orang. Kami ingin mereka siap, tahu informasi dasar, dan bisa berbagi pengetahuan ini ke teman-teman mereka. Ini sangat penting untuk mengurangi risiko saat bencana benar-benar terjadi," jelasnya.Ia juga mengucapkan terima kasih kepada PMI Kota Bukittinggi yang telah meluangkan waktu dan berbagi pengalaman. Sefriadi berharap ke depannya, kegiatan seperti ini terus dilaksanakan secara rutin.
Dengan simulasi ini, SMA Negeri 4 Bukittinggi berharap seluruh warganya lebih siap dan sigap dalam menghadapi ancaman bencana, khususnya gempa bumi, yang sewaktu-waktu bisa mengguncang Bukittinggi.
Editor : Al Mangindo Kayo Gadang