Tak hanya itu, PMI juga membenahi alur pelayanan donor — mulai dari pintu masuk pendonor, pengambilan darah, proses laboratorium, hingga darah siap pakai. Semua ditata agar bersih, aman, dan efisien.
Sebagai langkah serius, PMI Bukittinggi akan menggelar pelatihan internal, menyempurnakan SOP layanan, serta menggandeng mitra lintas sektor. Targetnya: UDD "Sjahrial Leman" lolos akreditasi nasional pada akhir 2025.
Lebih dari itu, PMI juga membidik pencapaian lebih tinggi: lolos sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) pada September 2026. Sertifikasi ini menjadi tolok ukur sistem mutu dalam pengolahan darah.
"CPOB itu bukan hanya soal standar teknis. Ini soal perlindungan. Agar darah yang kami salurkan benar-benar aman, steril, dan bebas risiko kontaminasi,” tegas Chairunnas.Rakernis dan Seminar Nasional UDD PMI 2025 sendiri diikuti ratusan perwakilan UDD se-Indonesia. Forum ini menjadi wadah strategis untuk menyatukan visi menuju kemandirian dan pelayanan darah yang berkualitas secara nasional. (**)
Editor : Yopi HerdiansyahSumber : Fikri Hakimi Jurnalis KJI Bukittinggi