Penulisan ilmiah ini bertujuan untuk mengupas tuntas keterkaitan antara kerusakan ekologi Sumatera dan bencana November 2025, dengan fokus utama pada:
1. Menganalisis spektrum respons psikologis yang ditimbulkan oleh bencana hidrometeorologi terbaru.
2. Menyajikan data bencana November 2025 dan mengintegrasikan pandangan ahli dari psikologi dan hidrometeorologi.
3. Merumuskan strategi pemulihan psikologis yang terintegrasi dengan konservasi alam.Bencana hidrometeorologi merujuk pada bahaya yang disebabkan oleh parameter cuaca dan iklim. Di Sumatera, faktor akselerator yang mengubah hujan lebat menjadi bencana mematikan adalah kerusakan daerah aliran sungai dan lapisan tanah yang menjadi non-pori, menghilangkan fungsi sponsnya dan menyebabkan air langsung meluap.
Bencana yang disebabkan oleh kelalaian manusia (seperti bencana hidrometeorologi akibat deforestasi) seringkali menimbulkan trauma yang lebih kompleks karena melibatkan dimensi amarah, rasa bersalah, dan ketidakpercayaan terhadap pemangku kepentingan. Selain Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), bencana ini berpotensi meninggalkan luka kolektif yang mendalam.
Psikologi Lingkungan : Dari bencana yang terjadi maka dapat dirangkum damoak atau penharuhnya terhadap individu, yakni;